Berani Menegur

Semasa kuliah, ekosistem saya didominasi kaum agamis yang sangat menekankan pentingnya hubungan vertikal dengan Sang Pencipta. Maka, nggak heran jika teguran seperti "Sudah shalat atau belum?" atau yang sering diributkan karena papan iklannya menghias kota Depok "Makan pake tangan kanan!" sudah sangat akrab dengan keseharian. Bahkan urusan minum sambil berdiri pun bisa jadi bahan buat "mengingatkan dalam kebaikan".

Topik ini tentunya sangat akrab juga buat kamu kan? Mungkin kamu pernah mengalami yang namanya dibentak karena menggunakan tangan kiri buat makan atau pakaianmu terlalu ketat. Seakan-akan dosa besar yang akan meruntuhkan gunung atau memuntahkan air bah sampai menggenangi negaramu, dua hal itu adalah contoh yang perlu sekali untuk diingatkan.

Entahlah, mungkin kamu akan menganggap saya sekuler atau lebih ekstrim lagi liberal. Hanya saja, belakangan ini saya merasa anjuran (yang kemudian lebih bersifat judgmental) berlebihan dan tidak adil. Bayangkan, urusan personal seperti doa harian dan ibadah sunnah saja ada yang mengingatkan. Bagus sih, tapi saya mulai berpikir kenapa orang lebih sering meributkan urusan pakaian dan shalat ya? Padahal, poin bernama pahala yang menjadi ganjaran (seperti ajaran guru ngaji di masa kecil) itu--seingat saya--menjadi rahasia Allah semata nilainya. Kita cuma diberi clue bahwa berbuat ini bonusnya pahala, dan kalau kamu berbuat itu maka poin kamu akan dikurangi dalam bentuk dosa. 

Sayangnya, untuk hal yang lebih impactful dan bersifat horizontal kita sungkan menegur. Pernahkah kamu menegur orang yang membuang sampah di kali? Berani untuk mengingatkan orang yang menendang kucing tak berdosa? Pembiaran yang sama terus terjadi ketika seseorang di depanmu, mungkin temanmu yang melakukannya dan kamu merasa itu hal yang wajar. 

Kepala saya kembali berputar. Apa yang salah dengan pelajaran agama ya? Kalau begini, mari meredefinisi sekuler sebetulnya apa.



Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

3 comments:

cK said...

Sesimple ngingetin orang untuk antre di toilet. Sayangnya yang diingetin suka lebih galak. =)))

Anonymous said...

Setuju dengan Chika, soal antre di toilet, antre masuk dan keluar lift, atau etika mengetuk pintu.. Coba ya yang gitu-gitu juga diingatkan dan ditegur :)

Lindaleenk said...

kadang beberapa orang lupa pelajaran tata krama yang diajarin jaman SD
:|