Kebayang kan apa yang bisa muat ke dalam clutch bag dengan kelengkapan seberagam suku-suku di Indonesia ituh?
Dan belakangan ini, salah satu must bring items di dalam tas besar saya bertambah menjadi: kotak makan siang plus kantong belanja re-usable. Bukan apa-apa, kotak makan siang itu sangat berfungsi ketika saya tiba-tiba pengen beli makanan versi take away. Ketimbang pake kantong plastik (yang kebanyakan gak food grade ituh... hiiy) atau kantong kertas yang desainnya sering salah (bagian polos di luar, sementara bagian dalam kantong yang bersentuhan langsung dengan makanan justru penuh tinta dari bahan berbahaya), rasanya lebih aman menyimpan makanan hasil perburuan itu ke dalam kotak bekal yang terjamin mutunya. Gak nyebut merek lhooooo...
Sementara, kebutuhan akan kantong belanja re-usable semakin menjadi ketika tiba-tiba saya merasa perlu mampir ke toko swalayan, atau bahkan pasar becek buat beli sayur (rute pulang kadang melewati pasar becek di mana kecantikan dan harga sayurannya menggiurkan hehehe dasar ibu-ibu). Seperti beberapa hari lalu, waktu mampir ke Citos dan merasa perlu beli body lotion yang stoknya udah menipis di rumah. Niat awalnya cuma body lotion, tapi tiba-tiba mata saya digoda oleh kedipan manis cemilan berupa crispy nori dan minuman serbuk coklat bikinan lokal. Maka jadilah saya memboyong dua botol lotion, dua biji crispy nori dalam kemasan, plus satu minuman serbuk coklat ke kasir. Dilema, karena hati kecil saya ingin berteriak pada mbak kasir: jangan pake kantong mbaaak *lebay mode on* tapi di satu sisi saya membutuhkan kantong untuk menampung belanjaan yang ga cukup ditampung di postman bag saya. Sedihnya, saya hari itu tidak membawa kantong belanja re-usable... T,T *berurai air mata*. Maka, dengan berat hati saya coba ikhlaskan tangan ini menjinjing kantong plastik meski penuh rasa bersalah...
Gak tahu kenapa, selalu ada perasaan kehilangan kalau ada benda yang tertinggal dalam tas saya. Makanya, gak heran kalau beberapa teman dengan senang hati menjuluki saya Miss Ribet *tunjukin selempang bertuliskan Miss Ribet of The Year jreng jreng jreeeeng*.
Ada beberapa alasan keberadaan mahluk-mahluk yang memenuhi tas besar saya itu:
- handuk, saya membutuhkannya untuk mengeringkan air baik air cucian muka, maupuun keringat yang meletup-letup di cuaca sangat terik macam sekarang. Kalau pun tiba-tiba hujan, juga lebih efektif dalam mengeringkan air hujan ketimbang kertas tisu
- kotak bekal, selain menampung nasi merah konsumsi buat makan siang, bisa saya pakai untuk jajanan take away maupun menampung sisa makanan tak habis makan kalau lagi ada
uangwaktu makan malam di resto. - kotak obat, dengan kebiasaan makan yang cukup jelek rasanya maag adalah sahabat baik saya dan orang-orang di sekeliling saya. Makanya saya selalu sedia XXXXXXXXX *merek obat maag* dalam tas... *acungin obat maag macam di iklan*. Jangan khawatir, belakangan obat maag yang saya kantongin itu sudah jarang saya makan kok, karena pola makan saya mulai dibenahi... *wink wink*
- toiletries, wahai para pereu hayoo ngaku siapa yang ingat banget tanggal period-nya setiap bulan dan selalu siap sedia bawa pembalut? Pengalaman teman kuliah yang pasang wajah panik waktu lupa bawa pembalut padahal masa menstruasinya tiba, saya selalu menyiapkannya di dalam kantong toiletries. banyak juga sih dari kita para pereu yang sungkan ke warung rokok beli pembalut, ya kan? (warung yang aneh...) Kalau ada yang butuh datang aja ke saya ya...(^_^)Y
- toiletries jilid 2, iya yang ini isinya antara lain sikat gigi dan peralatan mandi dalam ukuran mini. Waktu kerusuahn 1998, saya terjebak pada situasi gak bisa pulang, sementara kebersihan itu penting banget buat saya. Makanya saya selalu sedia perabotan sulap dalam kantong toiletries, in case saya musti nginap mendadak *bukan karena kerusuhan, amit-amit* ...
- jas hujan lipat ukuran mini, nemu di Alfamart dengan harga murah banget *kurang dari tujuh ribu sodara sodara* tapi sangat berguna melindungi pakaian ketika hujan super deras mengguyur. Bahannya memang gak terlalu tebal, tapi kalau dipakai dengann hati-hati *warning: jangan dipakai untuk menembus kawat berduri karena bisa sobek* bisa dipakai berkali-kali. Buat kalian yang ojeker sejati, sediakanlah jas hujan ini karena akan sangat membantu di kala musti naik ojek tapi bumi bersimbah hujan
- masker, pasca flu zoonosis rasanya benda yang satu ini jadi populer dan sempat jadi trend fashion. Saya menyimpan satu kantong masker yang saya beli seharga 4500 rupiah *isi lima biji dengan warna variatif hehehe* gara-gara kena flu. Belakangan. masker sangat berguna ketika saya musti ngojek dan ngangkot bareng perokok bebal yang gak mau toleran pada perokok pasif macam saya...
catatan:
gambar pada postingan ini hanya ilustrasi belaka dan tidak menggambarkan saya yang sesungguhnya karena terlalu pemalu untuk difoto LOL
12 comments:
dasar ribet, masa ke kondangan bawa "lemari" juga?
ada benernya juga sih, aku juga sering bawa kantong reusable.
itu foto beneran mbak? kayak sales
@ade makanya gw males kondangan LOL
@oka bukan dong, itu potoh temen. Semalem nyari image yang pas ga ada, nemunya itu hehheeh
gue musti deket-deket elo terus nih, no. biar kalau butuh apa-apa gampang. hehe...
@piazola proven kan semalem pada nitipin perabotan lenong ke gw hwahahaa
Kantong reusable, nah ini yang mulai mesti aku pikirkan. Kan bantu megurangi penggunaan plastik, ya. Keren....
salam
@ALRIS start it from now hehehe :-)
waaahhh... kak enoo hebattt...
hello mis ribet...
kodoknya masih hidupkah dalam tas?
oya, jangan lupa bawa sabun
Alhamdulillah masih ada yg lebih ribet dari saya... hehehehe...
botol minum kudu bawa tuh mba,,, :D
Saya juga orang yg selalu bawa bekel dari rumah dan minum (lebih irit juga sih, heheheh)
Semoga berhasil jadi 17 nominator yah mba....
Hampir sama dengan saya, mbak. Paling nggak bisa deh bawa tas kecil. Saya seringkali bawa buku atau majalah di tas, persiapan kalo mesti nunggu di mana... gitu. Biar nggak bosen.
Tulisannya keren, mbak. Good luck ya.
Post a Comment