Keajaiban (kembali)

Hari minggu yang superpanas, dan dengan bodohnya gw melakukan aksi tanning di atap rumah demi kelangsungan proses pengeringan cucian yang segerobak. Mmaklum, sbage perempuan bekerja dengan lebih dari 40 jam diabisin di jalan plus kantor demi aktualisasi dan menafkahi diri, gw cuma berkesempatan kencan dengan koleksi wardrobe dan mesin cuci setiap weekend or kalo lagi beruntung bonus berupa hari libur nasional. bersyukur kita hidup di indonesia yang produksi tanggal merah per kapitanya cukup tinggi sehingga memungkinkan gw bisa lebih bersering-sering melakukan ritual upik abu ini...

Kelar urusan domestik, naluri kluyuran gw kembali membimbing gw menuju jalan yang benar, yaitu ke kediaman abang gw di Depok Timur demi menukar selembar salinan ijazah dengan sepotong KTP. Berbonceng HD *Honda Dooong* bareng sohib gw, melaju dia tas roda menyusuri aspal Depok.

Sampai di flyover ARH menuju margonda, gw ngeliat awan yang keren banget hasil lukisan Sang Maestro. saat itu poisi bener-bener di puncak kurva eksponensial flyover. Keasikan kami ngamatin awan yang dikelir klabu karena sedang hamil tua penuh kandungan air, tiba-tiba terusik oleh pecutan petir yang membelah langit. Mustinya ini bukan hal yang luar biasa buat gw yang udah mukim di Depok --yang ditahbiskan sebagai kota petir--untuk jangka waktu lebih 20 tahun. Tapi, lecutan petir sore itu gak urung membiikin gw dan sohib gw yang berposisi sebagai pengndara terhenyak dan shock sejenak. Gak lain penyebabnya adalah lecutan petir yang tepat berada di atas kepala gw ... Cahayanya berkelebat dan you know what? Salah satu tangan petir berhasil menyambar tangan temen gw sehingga buat sejenak kami terlongo di atas dua roda yang melaju pelan.

Pasca shock mereda, gak abisnya kami bersyukur untuk sebuah kejadian luar biasa *menurut kami* yang cukup menaikkan kadar adrenalin dalam darah. Kalo orang bilang maut itu deket banget, bener adanya. Seandainya yaaa... tadi, kami sempet berniat mengabadikan momen awan abu-abu cantik dengan kamera sambil posisi tetap di atas motor, mungkin tangan yang jadi korban kecanggihan daya listrik sang petir. Masih bagus kalo cuma lecet, gimana kalo....

gak jadi nerusin ah
Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

2 comments:

bersama mentari said...

wuihhh bisa jadi ponari ke 2 dongg??? apa mpoknari ahahaha

e-no si nagacentil said...

mpok nari-nari.. aheyyy